Yohanes 8:12-20 ; Ringkasan Khotbah Pdt. Hendra G. Mulia ; Minggu, 17 Maret 2019
Konteks Yohanes 7-8 adalah perayaan Hari Raya Pondok Daun. Maksudnya, bangsa Yahudi membuat pondok-pondok (kemah-kemah) yang terbuat dari daun dan selama 7 hari, mereka harus tinggal di kemah/pondok daun tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperingati perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan di padang pasir. Dalam konteks inilah Tuhan Yesus mengatakan Akulah Terang Dunia.
Dalam Yohanes 7-8 ini, terdapat dialog antara Tuhan Yesus dengan orang-orang Farisi. Pada waktu Tuhan Yesus menyatakan Akulah terang dunia, maka orang Farisi menyanggah hal itu dan mengatakan bahwa itu adalah pengakuan pribadi. Karena itu, mereka berpendapat bahwa pengakuan Tuhan Yesus itu tidak sah. Sebuah pengakuan dinyatakan sah apabila ada dua orang saksi (ay. 17-18).
Akan tetapi di dalam percakapan ini, Tuhan Yesus menegaskan bahwa kesaksian-Nya sendiri saja sudah sah (ay. 14) karena memang Dia adalah terang dunia. Gambarannya adalah sebuah lilin yang menyala di tengah kegelapan. Lilin itu tidak perlu menegaskan bahwa dirinya adalah terang, karena ia menyala (terang yang menyala di tengah kegelapan). Sama seperti lilin itu, Tuhan Yesus tidak perlu menjelaskan lagi lebih lanjut.
Tapi orang Farisi tidak bisa memahami hal itu. Mengapa? Karena mereka buta. Orang buta tidak akan pernah dapat melihat terang. Meskipun terang itu bersinar terang, ia tidak dapat melihatnya. Dengan kata lain, hanya orang-orang yang mengalami anugerah Allah saja yang dapat melihat Terang Kristus.
Tuhan Yesus mengucapkan pernyataan “Akulah terang dunia” ketika berada di dekat “perbendaharaan” atau kotak persembahan dan di dalam konteks perayaan pondok daun. Kotak persembahan itu terletak di posisi luar dari Bait Allah. Di dekat kotak tersebut, ada dua api besar yang dibuat menyala terus selama 7 hari.
Apa maksudnya dengan dua api besar ini? Konteks pernyataan Tuhan Yesus ini adalah hari raya Pondok Daun, maka dua tiang api itu berkaitan erat dengan tiang awan dan tiang api. Tiang awan dan tiang api merupakan simbol kehadiran dan penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel selama perjalanan bangsa Israel menuju Kanaan. Tiang awan di siang hari, dan tiang api di malam hari. Ketika orang Israel merayakan hari Pondok Daun, maka mereka sedang mengingat kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Allah selalu menjaga dan memelihara mereka. Allah menyediakan berbagai kebutuhan mereka. Allah memimpin perjalanan mereka. Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya.
Melalui pernyataan “Akulah terang dunia,” Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang telah menyertai bangsa Israel di masa lampau dalam bentuk tiang awan dan api. Kehadiran Allah yang terus menerus ini disebut juga dengan Imanuel. Allah menyertai kita. Tuhan Yesus pun menyatakan bahwa Ia menyertai kita sampai selamanya. Dia mengasihi kita. Dia menolong kita. Dia memelihara kita. Dia menjaga kita. Berjalanlah terus bersama dengan Allah Imanuel sebab Ia menyertai kita selamanya.