Pdt. Christian Sulistio – Minggu, 04 Februari 2018
Ibrani 12 : 1-2
Saudara-saudara pembaca warta yang setia, kehidupan kita di dalam dunia ini dilukiskan dengan berbagai macam cara oleh berbagai macam orang-orang. Ahmad Albar seorang penyanyi dan pemusik Indonesia yang terkenal pada tahun 1980-1990-an mengatakan di dalam sebuah lagunya bahwa “dunia ini panggung sandiwara . . . setiap kita dapat satu peranan yang harus kita mainkan.” Namun ada pula yang mengibaratkan kehidupan kita seperti roda yang terus berputar. Kadang-kadang kita berada di atas di mana kehidupan kita berjalan dengan baik namun kadang- kadang kita berada di bawah di mana kehidupan kita tidak berjalan dengan baik. Jika kita bertanya kepada penulis surat Ibrani seperti apakah kehidupan Kristen itu? Ia akan menjawab bahwa kehidupan orang Kristen seumpama pertandingan lari maraton di sebuah stadion di mana orang-orang Kristen perlu untuk melakukan dua hal ini:
Pertama, menanggalkan semua beban dan dosa (ay.1).
Dalam perlombaan lari maraton kehidupan Kristen, penulis surat Ibrani meminta orang-orang Kristen untuk menanggalkan semua beban dan dosa yang dapat merintangi kita dalam perlombaan iman. Memang sebagai orang Kristen yang sudah mengalami pertobatan kita tidak lagi berada di bawah perhambaan dosa tetapi menjadi hamba Allah (Rm. 6:22). Artinya, kita tidak lagi melayani kehidupan berdosa kita dan kita punya kuasa untuk menolak bujukan dosa di dalam hidup kita dan menjadikan Allah serta firman-Nya sebagai pedoman hidup kita.
Namun meski kita sudah tidak lagi menjadi hamba dosa tetapi kita masih memiliki natur dosa atau sifat berdosa kita yang lama sehingga kehidupan orang Kristen adalah hidup di dalam peperangan antara kehidupan baru kita di dalam Kristus dengan natur keberdosaan kita. Sehingga di dalam peperangan kita terkadang kita jatuh dalam dosa. Namun kita diharapkan untuk tetap tekun berlari dalam perlombaan iman ini dan meninggalkan dan menanggalkan segala dosa-dosa kita. Dosa-dosa yang merintangi kita antara lain dosa nafsu mencari kenikmatan sendiri, keserakahan, kesombongan, kemalasan, dan lain-lain.
Dosa-dosa tersebut merintangi kita dalam perlombaan iman kita dan membuat kita terdistraksi kepada hal-hal lain selain perlombaan iman. Ia juga membuat kita bertanya-tanya apakah kita sungguh sudah mengalami keselamatan dan menghalangi pertumbuhan iman kita. Marilah kita menanggalkan dosa-dosa kita ini yang begitu merintangi kita.
Kedua, kita perlu mengarahkan pandangan kita pada Kristus (ay. 2).
Di dalam perlombaan lari ini kita perlu mengarahkan fokus pikiran pada satu titik yaitu kepada Kristus sebagai contoh dan pemenang. Ia telah membuka jalan bagi kita sehingga kita dapat melalui jalan iman dan berlari di track yang sudah dibuat oleh Yesus Kristus. Dia juga menunjukkan bahwa Ia telah berhasil melalui jalan tersebut dan telah mengakhiri pertandingan dengan baik dan dengan demikian menjadi contoh buat kita yang menjadi pengikut Kristus.
Pada masa kini ada orang-orang yang kecewa kepada orang-orang Kristen atau kepada pemimpin gereja karena mereka gagal menunjukkan sikap hidup sebagai orang Kristen yang baik. Meskipun kita mengakui bahwa ada banyak orang-orang Kristen yang baik dan kita dapat belajar dari kehidupan mereka tetapi kadang-kadang ada juga orang-orang yang menjadi batu sandungan. Di sini penulis surat Ibrani meminta kita bukan untuk memandang kepada tokoh-tokoh Kristen tertentu, pendeta A, B atau C tetapi kepada Yesus Kristus. Dengan kita melihat kepada Yesus Kristus kita tahu bahwa kita bisa menang dan berhasil mencapai garis finis dalam perlombaan iman ini.
Anak kedua biasanya lebih merasa aman dan tenang di dalam kehidupan karena dia sudah melihat bagaimana kakak sulungnya masuk sekolah, mengerjakan ujian akhir di sekolah, dan masuk perguruan tinggi dan dengan demikian sudah memberikan contoh kepada adiknya. Demikian pula dengan kita yang tahu bahwa kita bisa berhasil mengakhiri perlombaan iman karena Yesus sudah membuka jalan dan memberi contoh kepada kita. Dia adalah panutan kita yang terutama dan kepadanya pandangan kita harus berfokus.
Biarlah di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang Kristen kita menanggalkan segala beban dan dosa yang begitu merintangi kita dan mengarahkan pandangan kita kepada Kritus yang sudah membuka jalan bagi kita dan memperlihatkan kepada kita bahwa perlombaan iman ini bisa kita akhiri dengan baik. Amin.