Ringkasan Khotbah Pdt. Martus Maleakhi, Minggu 08 Maret 2020
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43)
Di dalam kehidupan manusia, masalah terbesar adalah bagaimana menjaga hati dan kehidupan kita di hadapan Tuhan. Hati manusia dan hati Tuhan terlihat dengan jelas di kayu salib. Tuhan Yesus disalibkan bersama dengan dua orang penjahat. Percakapan mereka yang dituliskan dalam Lukas 23:33-43 mengungkapkan isi hati kedua penjahat tersebut.
Penjahat yang pertama memanggil Tuhan Yesus sebagai Kristus yang artinya “yang diurapi,” dalam bahasa Ibrani, “Mesias.” Pada waktu dia mengatakan bahwa “bukankah engkau Kristus” (ay. 39; band. ay 35), sebenarnya dia mengatakan jika benar engkau Mesias, mengapa engkau tidak mampu menyelamatkan dirimu dan kami? Hati manusia yang menolak Kristus terlihat disini. Sebaliknya penjahat yang kedua menegur dia dan mengatakan bahwa mereka layak mendapatkan hukuman ini. Tuhan Yesus tidak bersalah. Dia kemudian mengatakan kepada Tuhan Yesus, “ingatlah akan aku apabila engkau datang sebagai raja.” Menarik bahwa dia memanggil Tuhan Yesus sebagai raja (ay. 42). Apa maksudnya? Apakah karena ada tulisan di salib Yesus raja orang Yahudi (ay. 38)? Apakah dia bermaksud mengejek juga? Tentu tidak, karena Tuhan Yesus yang memahami hati manusia kemudian menyambut apa yang dikatakannya itu dengan mengatakan bahwa “pada hari ini engkau ada bersama Aku di Firdaus” (ay. 43). Di sinilah hati manusia yang mengakui Tuhan dan hati Tuhan yang menyambut manusia bertemu.
Perkataan “Firdaus,” dalam bahasa Persia, merujuk kepada tempat yang indah, suatu taman di mana raja dan mereka yang dikasihinya dapat bersekutu. Dalam Wahyu 2:7 dikatakan inilah tempat dimana ada pohon kehidupan. Hal ini mengingatkan kita akan taman di Eden di mana di sana juga ada pohon kehidupan (Kej 2:9). Di taman inilah Tuhan berjalan-jalan untuk bersekutu dengan manusia (Kej 3:8). Baik taman di Eden maupun Firdaus menggambarkan suasana yang indah, persekutuan antara manusia dengan Tuhan.
Perkataan “hari ini” memang lebih sulit dimengerti karena keterbatasan kita dalam dimensi waktu. Tetapi jika kita melihat bahwa ini berarti dalam keabadian (band 1 Pet 3:8), maka kehidupan yang indah bersama Tuhan ini telah dimulai dalam keabadian sambil menunggu semua orang percaya untuk berkumpul bersama Tuhan pada waktu kedatangannya yang kedua kali (1 Tes 4:13-18). Tempat ini tersedia bagi mereka yang menerima dia sebagai juruselamat. Kematian Kristus membawa kehidupan bagi umat-Nya.
Bagi kita yang sekarang masih hidup di dunia ini, apa yang harus kita lakukan? Hiduplah sebagai saksi Kristus. Peter Gentry mengatakan bahwa jikalau pada waktu penciptaan Tuhan menyediakan tempat terlebih dahulu baru kemudian menciptakan manusia, maka sekarang Tuhan telah menciptakan manusia-manusia baru (2 Kor 5:17) untuk di masa yang akan datang hidup dalam keabadian bersamanya di tempat yang indah. Oleh sebab itu, kita yang telah mengalami kelahiran baru, diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk hidup sebagai orang-orang yang telah ditebus. Kita adalah ciptaan yang baru, hidup kita dilihat oleh orang-orang sekitar. Sebagai ciptaan yang baru kehidupan kita mencerminkan Kristus. Kita adalah garam dan terang dunia. Selamat menjadi saksi Kristus!