Kisah Para Rasul 9:36-42; Ringkasan Khotbah Pdt. Hari Soegianto
Kebaktian Umum, 02 Februari 2020
Menjadi seorang penyelamat kehidupan tidak berarti bahwa kita harus memiliki kekuatan super, tetapi cukup menjadi orang yang melakukan kebaikan. Perbuatan baik yang kita salurkan pada orang lain dapat membangun, bahkan menyelamatkan hidup orang tersebut. Namun, melakukan kebaikan ternyata kadang-kadang bertentangan dengan diri kita, yang merasa sudah disibukkan dengan kebutuhan dan permasalahan sendiri. Sebagai orang Kristen, Tuhan menghendaki kita untuk melakukan perbuatan baik. Mengapa? Teks yang kita baca menjelaskan:
Perbuatan Baik itu Melekat dalam Diri Murid
Nama Tabita atau Dorkas ini dilekatkan dengan sebutan “murid.” Sebagai seorang murid, ia dikenal karena perbuatan-perbuatannya. Ia melakukan “banyak sekali berbuat baik . . .,” yang secara literal diterjemahkan “penuh dengan perbuatan-perbuatan baik.” Ini menunjukkan bahwa perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan adalah wujud nyata dari karakternya. Perbuatan baik Dorkas juga dinyatakan dalam “memberi sedekah.” Ini berarti ia terbuka pada kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Hal ini tentu tidak bisa dipisahkan dengan status yang melekat pada diri Dorkas – yaitu ia adalah seorang murid. Mengapa Allah menghendaki murid yang menyatakan kebaikan? Sebab pada dasarnya Allah kita adalah Allah yang baik. Ia peduli dengan orang-orang yang membutuhkan pertolongan (Mazmur 68:5; Mat 14:14; Mat 15:32). Ia mengharapkan anak-anak-Nya menjadi seperti Dia.
Perbuatan Baik itu Menyatakan Kemuliaan Allah
Tindakan kasih Dorkas menjadi pembuka jalan bagi tersebarnya Injil. Ayat 42 menyatakan, “Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.” Murid-murid Kristus melakukan perbuatan baik dan memberikan kemurahan bukan sekedar supaya orang percaya Kristus, tetapi karena memang hatinya dipenuhi kasih Kristus yang membuat ia melakukan kebaikan dan kemurahan itu. Dan apa yang dilakukannya itu satu saat dapat dipakai Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya, bahkan sebagai jalan masuk orang dapat mengenal siapakah Kristus. Yesus berkata, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16
Karena itu dalam diri seorang murid, Allah telah mengerjakan sebuah karya yang besar, yang tidak hanya membuat orang itu diselamatkan, tetapi Allah juga mempersiapkan orang itu untuk menyatakan diri Allah kepada dunia melalui perbuatan-perbuatan orang tersebut (Ef. 2: 10). Bahkan Allah juga memberikan Roh-Nya. Mereka yang menerima Kristus sebagai Tuhan dikatakan dimeteraikan dengan Roh Kudus (Ef. 1:13). Roh Kudus itu hadir dalam kehidupan orang percaya. Galatia 5:22 menyatakan bahwa salah satu karakter dari buah Roh adalah “kebaikan.” Panggilan menjadi murid adalah panggilan untuk melakukan kebaikan dan kemurahan sebagaimana Kristus. Allah ingin memakai kita untuk menjadi kepanjangan tangan-Nya. Biarlah orang-orang di sekitar kita boleh merasakannya kehadiran Tuhan melalui kehadiran kita.