Pdt. Daniel Lucas Lukito – Minggu, 14 Januari 2018
Hakim 2:10-12

Dalam sejarah gereja, tercatat bahwa gereja pernah menyimpang dalam pengajaran ratusan tahun: pengajaran yang salah (indulgensi [surat penghapusan dosa]) dan praktik yang salah (Perjamuan Kudus) di gereja tersebut. Inilah bentuk penyimpangan gereja yang terjadi di abad 16. Kalau kita melihat dalam kitab Hakim-hakim, kita menemukan ada angkatan yang masuk kepada penyimpangan. Bukan hanya satu kali atau dua kali, tetapi berkali-kali, bahkan mereka merasa seolah-olah mereka menyembah Allah yang benar. Mereka berkali-kali menyakiti Tuhan. Apa yang terjadi pada angkatan yang ada di kitab Hakim-hakim?

1. Kepercayaan kepada TUHAN perlahan-lahan bergeser kepada ilah yang lain

Seorang penafsir mengatakan sesungguhnya orang Israel itu tidak ada niat menyimpang kepada Tuhan. Artinya, mereka dibawa kepada penyimpangan dari tahun ke tahun tanpa mereka sadari, atau mereka telah menyimpang secara perlahan. Mereka menyimpang dengan menyembah dewa Baal yang dianggap sebagai dewa yang memberikan kesuburan, dan kemakmuran.

Begitu juga dengan umat Tuhan pada saat ini bisa saja masuk dalam penyimpangan, walaupun kita sudah aktif melayani, bahkan kita bisa tidak percaya lagi kepada Tuhan. Penyebabnya, bisa karena masalah-masalah yang melanda hidup kita dan juga karena pikiran kita yang pragmatis yang ingin agar saya yang disenangkan dan mendapatkan sukacita. Pikiran pragmatis kita membuat kita pilih-pilih gereja mana yang “menyenangkan” dan memberikan kita “sukacita.” Pikiran pragmatis itu bisa perlahan- lahan membawa kita menyimpang menjauhi Allah.

2. Otoritas Ilahi bergeser menjadi otoritas humanis

Harusnya otoritas kebenaran yang mengatur umat Israel dan dunia adalah Tuhan sendiri. Namun angkatan ini meninggalkan Tuhan dan mengganti otoritas tersebut menjadi otoritas mereka sendiri dengan membuat patung-patung dewa yang akan mereka sembah. Pada zaman Elia, Elia merasa hanya dia yang menyembah Tuhan, namun ternyata ada 7000 orang Israel yang tidak menyembah Baal. Jadi orang-orang yang menyembah Baal minimal dua sampai tiga juta orang. Hanya minoritas yang tetap menyembah Allah. Sedangkan mayoritas orang Israel menyembah dewa Baal. Mengapa dewa Baal populer untuk disembah? Jawabannya adalah karena dewa Baal adalah dewa hujan, air, panen, kesuburan dan kemakmuran. Hal inilah yang membuat dewa Baal populer karena memberikan kesuburan, kelancaran.

Kondisi zaman sekarang pun mengalami hal yang sama. Kita menginginkan kelancaran, kesuksesan sehingga kita melihat ada gereja-gereja yang menekankan umat Kristen harus sukses, bahagia, kaya. Banyak orang Kristen pun tertarik dengan pengajaran-pengajaran tersebut. Pertanyaan untuk orang-orang Kristen, masihkah kita percaya kepada TUHAN ketika kita sedang sakit? masihkah kita percaya kepada TUHAN ketika kita sedang mengalami kesusahan, aniaya, kemiskinan, kekecewaan? Masihkah kita hidup dalam otoritas Allah dan tunduk kepada-Nya? Kiranya kita masih bersandar dan tunduk pada otoritas TUHAN walau kita sedang menjalani hidup yang tidak lancar. Berharaplah kepada Allah yang berkuasa dan pencipta dunia ini. Percayalah Tuhan akan memberkati kita sebagai dasar yang teguh atas hidup kita


Warning: A non-numeric value encountered in /home/gkkkmala/public_html/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here