Efesus 2:1-10; Ringkasan Khotbah Pdt. Martin Tjen; Minggu, 02 Juni 2019
Surat Efesus menolong kita untuk untuk mengerti dan memahami penggenapan rencana Allah yang kekal. Surat ini ditulis Paulus dari penjara di Roma sekitar tahun 60-61, dan disebut “surat penjara” yang pertama. Surat ini ditulis untuk mendorong dan menguatkan jemaat di Efesus supaya mengenal rahasia kehendak Allah sebagai persiapan kegenapan waktu (Ef. 1:9-10).
Di dalam Kisah Rasul 20:29-30, Paulus telah mengingatkan jemaat Efesus bahwa akan ada dua bahaya mengancam mereka: akan muncul (a) serigala ganas [pengajar sesat] yang masuk dari luar dan (b) dari dalam jemaat akan muncul ajaran palsu, yang berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar. Karena itulah, dalam ketiga pasal pertama surat ini, Paulus menjelaskan rahasia Injil yang menjadi dasar kebenaran, yaitu kasih karunia, penebusan dan keselamatan. Lalu, ketiga pasal berikutnya, secara praktis digambarkan kehidupan sebagai jemaat yang benar dan cara hidup dalam kebenaran sehari-hari dan menghidupinya.
Untuk menghidupi kebenaran Firman Tuhan tiap-tiap hari, maka kita perlu memiliki “kunci yang tepat” untuk mengerti Efesus 2:1-10, yakni: (1) “Kunci Dosa dan Mati” (ay. 1-3); (2) “Kunci Kasih Karunia dan Hidup” (ay. 4-7); (3) “Kunci Iman dan Perbuatan” (ay. 8-10).
1. Kunci Dosa dan Mati (1-3; “hidup,” “mengikuti,” “mentaati” dan “berjalan jalan kebinasaan”)
Dalam tiga ayat pertama, Paulus menggambarkan situasi dan cara hidup jemaat pada waktu dahulu, sebelum mereka bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Karena itu Paulus mulai dengan kata, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (ay. 1) untuk mengungkapkan “kepenuhan dosa” yang menguasai hidup orang-orang yang tidak mengenal Tuhan yang benar; dan kepada perbuatan dosa yang banyak inilah, mereka telah menyerahkan hidup dan diri mereka. Karena itu mereka “mati”. Paulus katakan mereka lebih menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka (ay. 2). Yang dimaksud penguasa di sini seperti pemerintah yang memiliki daerah kekuasaan di udara/angkasa, yang dilukiskan sebagai tempat yang “gelap” (Ef. 6:12). Kuasa kegelapan inilah yang bekerja di antara orang-orang durhaka, sangat gencar/terstruktur dan masif.
Roh kegelapan itu berusaha mencabut kembali kebenaran yang sudah tertanam, supaya banyak orang yang memberontak, berpaling dari Tuhan dan kebenaran-Nya, hingga akhirnya meninggalkan imannya. Sampai berapa jauh mereka hidup “di antara orang-orang durhaka?” Jawab Paulus: ketika mereka hidup di dalam hawa-nafsu daging dan menuruti kehendak daging yang jahat. Hidup di dalam hawa-nafsu dan menurut kehendak daging berlangsung di dalam diri mereka, dengan sadar menurut “pikiran mereka yang jahat.”
2. Kunci Kasih Karunia dan Hidup (4-7; “menghidupkan,” “membangkitkan” dan “mengangkat”)
Ketika manusia berkanjang dalam dosa-pelanggaran dan hidup di dalam hawa-nafsu daging dan menuruti kehendak daging, maka Allah bertindak secara pro aktif. Karena itulah Ia tidak membiarkan manusia binasa dalam dosanya. Ia menyelamatkan manusia dari kematian. Ayat 4 berkata: “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita.”
“Kasih Allah yang besar ialah kasih yang Ia nyatakan dalam Kristus, dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kasih yang besar inilah yang “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan dan dosa tetapi oleh kasih-karunia kamu diselamatkan” (ay. 5). “Karena kasih-karunia kamu diselamatkan” menyatakan keselamatan itu telah berlangsung dan tetap berlangsung sampai sekarang. Mereka telah diselamatkan dan tetap menjadi orang-orang yang diselamatkan. Tiga kali Paulus menggunakan kata “bersama-sama” (=sun): menghidupkan (sunezôopoiêsen), membangkitkan (sunêgeiren) dan menempatkan (sunekathisen) bersama di sorga. Ketiga ungkapan ini mengatakan, bahwa semuanya karya Allah dalam Kristus untuk jemaat.
3. Kunci Iman dan Perbuatan.
Di ayat 8 Paulus kembali ke ayat 5 “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus . . .” dan melanjutkan dengan “Sebab karena kasih-karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan usahamu, tetapi pemberian Allah.” Kata “Sebab” mau menyatakan bahwa apa yang ia tuliskan dalam ayat 5 di atas adalah benar. Mereka diselamatkan karena kasih-karunia; dan ia menambahkan oleh iman. Iman dibutuhkan untuk memperoleh keselamatan. Itu bukan usahamu! Itu pemberian Allah. Keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi pemberian Allah. Karena itu, “Jangan kamu memegahkan diri.” Semuanya adalah kasih-karunia Allah. Kata sentral dalam ayat ini bukanlah “iman”, tetapi “kasih-karunia.” Di ayat 10 Paulus menyatakan “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.” Tugas kita ialah menerima pemberian itu dan sebagai tanda pengucapan syukur kita meneruskannya kepada orang lain. Paulus menegaskan maksudnya di sini dengan “hidup di dalam pekerjaan baik” lawannya “hidup di dalam dosa.”
Jadi, Efesus 2:1-10 ini, dimulai dengan manusia duniawi yang ‘berjalan’ atau ‘hidup’ dalam dosa (ay. 1-2), dan diakhiri dengan manusia buatan Allah yang ‘berjalan’ atau ‘hidup’ dalam pekerjaan atau perbuatan baik (ayat 10). Semua itu terjadi karena “KASIH KARUNIA ALLAH!”