Pdt. Immanuel Agus H.S. – Minggu, 15 April 2018

Roma 11:36 – 12:8

Apakah benar ada keindahan dalam hidup bersama, khususnya komunitas bergereja? Apakah ibadah pribadi tidak cukup? Bukankah rasanya lebih damai kalau tidak di dalam komunitas, karena seringkali komunitas itu menimbulkan kekecewaan, dan kemarahan?

Pertanyaan-pertanyaan ini muncul karena di dalam hidup bersama malah muncul relasi yang dingin, bahkan saling mengecewakan bahkan menyakitkan. Jika demikian, apa keindahannya dalam hidup bersama?

Indahnya Hidup Bersama : Ini adalah Kehendak Tuhan
1. Kalau kita memerhatikan konteks seluruh Alkitab, maka kita menemukan bahwa Tuhan menempatkan umat-Nya itu di dalam sebuah komunitas. Baik di dalam bangsa Israel ataupun di dalam komunitas gereja.

2. Memerhatikan konteks penulisan surat Roma, kita akan mendapati bahwa Roma 11:36 merupakan puncak dari pasal 1-11, yaitu tentang doktrin iman kristiani yang berbicara tentang keberdosaan manusia yang membuatnya tidak mampu menyelamatkan diri sendiri dan kasih karunia Allah yang menyelamatkan. Oleh sebab itu pasal 12-16 bicara tentang respon umat yang seharusnya kepada Allah, dan diwujudkan dalam hidup berkomunitas.

Indahnya Hidup Bersama : Menemukannya
Tuhan punya rencana yang tepat bagi kita dengan menempatkan kita di dalam komunitas yang mungkin tidak sesuai yang kita harapkan:

1. Dia mendidik agar kita mengenal diri kita sendiri: kelebihan dan kekurangan, agar kita memperbaiki diri.

2. Dia memakai saudara-saudara seiman untuk mengasah dan mendidik agar buah Roh Kudus makin bertumbuh dan berbuah.

Indahnya Hidup Bersama : Menciptakannya.
Gereja adalah The Living Bible, yaitu tempat atau sarana di mana kita bisa mewujudkan
Alkitab secara riil dalam keseharian kita.

1. Di dalam Perjanjian Lama – yang merupakan bayang-bayang dan persiapan bagi Perjanjian Baru – Tuhan memberikan hukum kasih, yang diwujudkan di dalam aturan-aturan yang baku, yaitu agar setiap keturunan Abraham, Ishak dan Yakub memelihara saudara-saudara seimannya. Lihat Ulangan 14:28,29 (band. Ulangan 26:12,13); 16:9-14; 24:19-22, dsb.

2. Di dalam Perjanjian Baru, selain penyusunan Kitab Roma sebagaimana disampaikan sebelumnya, lihat Galatia 6:10; Yakobus 1:27.

Penutup : Indahnya Bertumbuh Bersama di Dalam Komunitas Gereja
Jauh lebih menyenangkan menjadi penonton, penikmat dan pengkritik tetapi hal itu justru
akan menumbuhkan sifat-sifat buruk. Tetapi rela menjadi seorang yang ditonton dan berusaha keras tetapi terus dikritik akan menumbuhkan dan mendewasakan iman dan pribadi kita. Tuhan memberkati dan mengasihi kita agar kita menjadi berkat bagi orang lain, terutama bagi keluarga dan saudara seiman. Itu berarti bahwa kita harus menggali berkat-berkat yang Tuhan anugerahkan kepada kita.

SHARE
Previous articleWarta, 15 April 2018
Next articleWarta, 22 April 2018

Warning: A non-numeric value encountered in /home/gkkkmala/public_html/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here