Mazmur 136:1-26; Ringkasan Khotbah Pdt. Timotius Fu, Kebaktian Umum 26 Januari 2020
Hari raya Imlek adalah perayaan pergantian musim, dari musim salju ke musim semi. Bagi orang-orang yang tinggal di daerah yang memiliki empat musim, musim salju adalah masa yang penuh penderitaan karena salju menimbulkan suhu yang sangat dingin, tetapi juga membuat tanaman mati sehingga bumi seperti “kuburan salju.” Datangnya musim semi membuat dunia berseri kembali. Bunga-bunga yang bermekaran, pemandangan yang indah dan suhu yang mulai bersahabat disambut dengan hati yang penuh sukacita. Selain itu, permulaan musim semi dipandang sebagai masa yang baik dan penuh berkat, sehingga orang-orang merayakan Imlek dengan mengikuti sejumlah anjuran dan pantangan. Sayangnya, semua usaha mengikuti anjuran dan pantangan tersebut hanya menciptakan belenggu yang gagal memenuhi kerinduan orang-orang untuk melewati satu tahun dalam kesuksesan, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Sebagai anak Tuhan, kita merayakan Imlek dengan pengharapan dan cara yang berbeda. Tidak salah jika kita memiliki pengharapan untuk sukses, bahagia, dan makmur di sepanjang tahun. Namun, kita perlu mengandalkan sumber yang tepat dan benar untuk mendapatkan semua itu, yakni kepada Allah yang penuh dengan kebaikan. Teks Alkitab hari ini mengajarkan bahwa Allah menunjukkan kebaikan kepada umat-Nya melalui dua cara berikut ini.
Pertama, kebaikan yang intrinsik. Kebaikan Allah adalah kebaikan yang sempurna sehingga di dalam diri-Nya sama sekali tidak terdapat kejahatan dan kepalsuan. Alkitab berkata bahwa “God is good [Allah adalah baik]” (Mzm. 136:1). Kebaikan adalah sifat asli Allah yang diberikan secara melimpah kepada umat-Nya. Karena itu, semua yang berasal dari Allah dan semua dikerjakan Allah tidak hanya baik, namun pasti merupakan yang terbaik bagi kita. Sebagian besar orang akan dengan gampang menyetujui pernyataan bahwa Allah adalah baik jika kehidupannya lancar dan bahagia. Sebaliknya, jika kehidupan bermasalah dan tidak lancar, tidak jarang orang mempertanyakan: “Mengapa Allah izinkan ini terjadi?” “Mengapa hal ini terjadi pada saya?” “Di manakah kebaikan Allah?” dan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya.
Dalam kondisi demikian, Firman Allah mengingatkan kita untuk lebih percaya kepada kebenaran Firman-Nya daripada situasi yang ada di depan mata. Karena itu, waktu kita mengalami hal-hal yang tidak kita inginkan, bahkan ketika doa-doa kita tidak dikabulkan Allah, bukan berarti Allah kita tidak baik. Banyak permintaan kita tidak dikabulkan Allah karena semua itu bukan yang terbaik bagi kita. Percayalah kepada Allah karena Ia pasti menyediakan yang terbaik bagi kita, sebagaimana yang dikatakan dalam syair lagu karangan Bobby Mason berikut:
God is too wise to be mistaken
[Hikmat Allah sangat tinggi sehingga Ia tidak mungkin berbuat salah]
God is too good to be unkind
[Kebaikan Allah begitu besar sehingga Ia tidak mungkin berbuat jahat]
So when you don’t understand
[Saat Anda tidak memahami]
When you can’t see His hand
[Saat Anda tidak mampu merasakan tuntunan tangan-Nya]
When you can’t trace His plan
[Saat Anda tidak mampu memahami rancangan-Nya]
Trust His heart
[Percaya saja isi hati-Nya]
Kedua, kebaikan Allah ditunjukkan dengan menyertai umat-Nya dalam segala musim kehidupan. Wujud kebaikan terbesar Allah bukanlah kekayaan, kesehatan, kesuksesan atau bahkan keluarga dan pelayanan kita miliki, melainkan pemberian diri-Nya sendiri untuk menyertai umat manusia menempuh perjalanan di atas bumi. Teks Alkitab hari ini menggunakan tiga cara untuk menggambarkan penyertaan Allah.
- 5-9: alam semesta menceritakan penyertaan Allah. Setiap kali membuka mata, kita akan melihat ciptaan Allah berupa langit, bumi dan air, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Semua ciptaan itu mengingatkan kita bahwa di baliknya ada Allah. Karena itu, keberadaan alam semesta ini mengingatkan kita akan keberadaan Allah yang memberi diri-Nya untuk berjalan bersama kita di atas bumi.
- 10-15: Allah menyertai umat-Nya yang sedang mengalami penderitaan. Teks Alkitab menceritakan kondisi bangsa Israel yang sedang menderita sebagai budak di tanah Mesir. Saat itu, Allah tetap mengingat umat-Nya yang menderita tersebut. Allah bahkan turun tangan membela dan membebaskan mereka dari perbudakan. Saat kita menderita, jangan pernah mengira Allah sudah melupakan kita. Justru saat-saat seperti itulah kita paling peka dapat merasakan kehadiran dan pertolongan Allah.
- 16-22: Allah menyertai umat-Nya dalam segala musim kehidupan. Teks Alkitab menceritakan Allah menyertai bangsa Israel yang mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun sebelum memasuki negeri Kanaan. Allah hadir di tengah umat-Nya melalui tiang awan dan tiang api, menghalau semua musuh dan menyediakan segala kebutuhan mereka.
Puncak kebaikan Allah dibuktikan dengan mengutus Yesus Kristus menjadi Juruselamat dunia. Yesus Kristus mati menggantikan manusia di kayu salib, bangkit mengalahkan maut dan mengampuni dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jika Allah sudah memberikan yang diri-Nya bagi kita, maka kita tidak boleh lagi meragukan kebaikan-Nya, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini.
Pepatah orang Tionghoa berbunyi: “rancangan sehari ditentukan di pagi hari, rancangan setahun ditentukan di musim semi.” Hari ini, ketika kita bersama merayakan Imlek sebagai tanda dimulainya musim semi, kita bertekad untuk terus percaya dan mengandalkan kebaikan Allah dalam kehidupan sepanjang tahun.