Lukas 8:26-39; Ringkasan Khotbah Ev. Samuel Sugiarto; Minggu, 01 September 2019
Ada beberapa orang yang menduga bahwa menjadi duta Kristus berarti kita harus: (1) pergi; (2) untuk memberitakan Injil; dan (3) ke daerah-daerah yang jauh, bahkan sampai ke ujung bumi. Tentu semua poin di atas ini tidak salah, tetapi bukan itu yang menjadi penekanan utama dan pertama.
Menjadi duta Kristus bukan berarti Tuhan mengutus kita pergi sementara Ia menunggu hasilnya saja. Justru teks Lukas 8:26-39 ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah pribadi yang pertama-tama aktif bekerja untuk menyatakan kasih kepada semua orang, termasuk kepada mereka yang sulit dijangkau.
Cara Lukas menuliskan cerita ini cukup menarik, karena ia menggunakan metode flashback. Sebagai contoh:
-
- Yesus tiba dan naik ke darat
- Seorang laki-laki dirasuk setan mendatangi Yesus
- (flashback/mundur) Kondisi orang tersebut dirasuk setan: tidak berpakaian dan tinggal di pekuburan
- Orang tersebut tersungkur dan berseru: “Apa urusanmu dengan aku, hai Yesus anak Allah yang mahatinggi?”
- (flashback/mundur) karena Tuhan Yesus mengusir setan.
Cara penulisan ini semacam ini memiliki keunikan, yakni poin yang penting dimajukan di awal, sementara poin penjelas di letakkan kemudian (bagian flashback). Dengan demikian, poin pen-ting yang Lukas hendak sampaikan adalah ucapan setan melalui orang yang dirasuk “Apa urusanmu dengan aku?” Tuhan Yesus tidak pernah membantah ucapan ini, menyatakan bahwa memang Ia datang (secara khusus) untuk mencari orang yang dirasuk tersebut, yang sudah terbuang dari lingkungan masyarakatnya. Tuhan Yesus datang (secara aktif) mencari dan menyatakan kasih kepada orang tersebut.
Dengan kebenaran inilah, menjadi duta bukan bekerja untuk Tuhan, tetapi bekerja bersama Tuhan yang sedang terus menerus bekerja menyatakan kasih-Nya.
Ketika Tuhan memanggil kita menjadi duta, ia bukan memanggil kita pergi (meski ada orang-orang tertentu yang diutus Tuhan untuk pergi ke tempat yang jauh untuk melayani-Nya), tetapi justru untuk pulang (bdk. ay. 39). Pulang kembali ke tempat masing-masing, ke keluarga, ke tempat kerja, ke media sosial, untuk menyatakan kasih Kristus di sana.
Satu hal penting yang perlu disadari, setiap orang yang kita jumpai di mana pun dan kapanpun merupakan pertemuan yang dirancang Allah-yang aktif bekerja, untuk kita dapat membagikan kasih Kristus, yang sudah kita kenali secara objektif (melalui karya inkarnasi-kematian-kebangkitan Yesus Kristus) dan kita alami secara subjektif (pengalaman pribadi berjalan bersama Tuhan).