Ringkasan Khotbah Pdt. Mary Shi; Minggu, 16 Juni 2019

Efesus 6:4: “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hai anak-anakmu, tetapi dididklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”

Tema hari ayah tahun ini adalah “My Father is My Hero.” Pertanyaannya ialah: “Apa yang membuat seorang anak dapat berkata: “My Father is My Hero?”

Tuhan telah memberikan kepada para ayah blueprint bagaimana menjalankan perannya sebagai seorang ayah sehingga para ayah dapat disebut “Pahlawan.”

Pertama, CAMKANLAH … tugas utama mendidik anak-anak terletak pada ayah (6:4a). Saat membicarakan tanggung-jawab ortu ke anak, Paulus hanya menyebutkan bapa-bapa (hoi pateres). Hal ini menunjukkan Alkitab memberikan penekanan yang berbeda dengan apa yang dunia sedang mengerti. Dunia mengerti secara teoritik, fakta dan realita bahwa ibu banyak berperan dalam mendidik anaknya. Namun Alkitab justru mengatakan bahwa mendidik anak adalah TUGAS DAN PERAN AYAH, “Dan kamu, bapa-bapa, ….”

Selain itu, pemunculan sebutan “bapa-bapa” menyiratkan sebuah konsep teologis yakni
tanggung-jawab utama dalam pembinaan spiritualitas anak ada di tangan para ayah. Intinya ialah seorang ayah tidak harus pandai berbicara, berdoa, atau berkhotbah, tetapi ia harus mempedulikan dan memperhatikan kerohanian anak-anaknya. Sudahlah para bapa melakukan perannya ini? Peran bapa tidak mungkin tercapai apabila seorang seorang bapa tidak memiliki pengalaman pribadi dengan Allah melalui karya Roh Kudus di dalam hatinya. Tugas kebapaan harus dimulai dari pertobatan yang sungguh-sungguh dari sang ayah.

Kedua, WASPADALAH … seorang ayah tidak boleh menyalahgunakan otoritasnya (6:4b). Hal menarik dari teks ini adalah: pemunculan bentuk perintah negatif (larangan): “jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu”. Larangan ini bahkan diletakkan di bagian awal sebelum perintah “didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan”. Ini berarti rasul Paulus memberikan penekanan yang sangat penting bagi para ayah untuk memperhatikan cara yang digunakan ketika melakukan perannya sebagai seorang ayah. Secara hurufiah bagian ini berbunyi: “Jangan memprovokasi anak-anak kalian,” yang artinya menimbulkan suatu kepahitan, kemarahan, sakit hati, kecemburuan, kegelisahan dalam hati anak-anak.

Paulus tentu saja tidak melarang para ayah untuk memarahi anak-anak mereka. Yang sedang dibicarakan di sini adalah tindakan seorang ayah yang keliru yang hanya memprovokasi anak. Salah satu contoh paling jelas dan umum adalah penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang ayah.

Ketiga, LAKUKANLAH … seorang ayah harus mendidik dengan penuh kasih, secara seimbang, dan berfokus pada Kristus (6:4c). Bagian kedua yang tadi dibicarakan di atas ialah mengenai hal yang perlu dihindari (6:4b), sedangkan bagian yang ketiga ini ialah mengenai hal yang harus dilakukan (6:4C). Kata “mendidik” (ektrephō) hanya muncul di Efesus 5:29 dan 6:4. Dalam Efesus 5:29 kata “mendidik” ini dikontraskan dengan kata membenci dan disejajarkan dengan kata merawat. Jadi dapat disimpulkan bahwa “mendidik” menyiratkan kasih atau perhatian.

Selain itu, kata “ajaran” (paideia) dikaitkan secara erat dengan disiplin (ganjaran atau hajaran). Sebagian versi Inggris dengan tepat menerjemahkan “disiplin” (NASB/RSV/ESV) atau “hukuman” (ASV). Ini berarti bagian ini mengajarkan: “Mengasihi tidak identik dengan memanjakan.
Mengasihi tidak sama dengan menyenangkan anak.” Justru ketika orang tua mengasihi anak, orang tua harus memberikan disiplin yang menolong anak untuk memahami konsekuensi dari setiap tindakan yang tidak benar yang telah dilakukan. Lalu, kata “nasihat” (nouthesia) bisa berarti “teguran”, “pengajaran”, atau “nasihat” (1 Kor 10:11; Ef 6:4; Tit 3:10).

Kesimpulannya ialah: ”DISIPLIN ATAU HUKUMAN HARUS DISERTAI DENGAN PENGAJARAN.” Baik disiplin maupun pengajaran tidak boleh dipisahkan dari Tuhan (6:4c), dan ungkapan “disiplin dan ajaran Tuhan” (6:4c) berarti “menurut kebenaran yang nyata dalam Kristus Yesus.” Jadi, peran kebapaan harus difokuskan pada injil keselamatan yang dianugerahkan oleh Yesus Kristus. Bapa tidak hanya mengajarkan tentang pengajaran moril saja tapi juga iman keselamatan dalam Kristus. Inilah yang membedakan ayah Kristen dengan yang lainnya.

SELAMAT HARI AYAH DAN … “JADILAH PAHLAWAN DALAM KEHIDUPAN ANAK-ANAKMU.”


Warning: A non-numeric value encountered in /home/gkkkmala/public_html/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here