2 KORINTUS 4:1-5

Setiap orang mempunyai pergumulan masing-masing, begitu juga dengan orang-orang yang melayani Tuhan atau seorang hamba Tuhan (Penuai). Dari pengalaman rasul Paulus kita akan belajar bagaimana menghadapi pergumulan.

TIGA PERGUMULAN SEORANG PENUAI
1. TAWAR HATI
Istilah tawar hati di sini, Thayer Definition mengartikan dengan: to be utterly spiritless, to be wearied out, exhausted. Strong’s Definition: to be (bad or) weak, that is, (by implication) to fail (in heart): – faint, be weary. Dari penjelasan di atas dapat kita mengerti, tawar hati adalah sebuah kondisi hati yang sudah lemah, tidak bergairah lagi, sudah tidak ada semangat atau sukacita lagi saat melayani Tuhan, bahkan sudah kelelahan (burned out). Kondisi hati seperti ini melakukan pelayanan hanyalah sebagai sebuah rutinitas, menyelesaikan jadwal atau menyelesaikan tugas. Padahal harus kita pahami melayani Tuhan bukanlah sekedar menyelesaikan tugas, tetapi menyelesaikan amanat/misi dari Tuhan. 服侍不是完成任务,而是完成使命.

A.T Robertson’s Word Picture in NT: to lose courage (kehilangan keberanian). Terjemahan ini sama dengan Alkitab Bahasa mandarin丧胆. Dengan terjemahan ini, tawar hati bisa dimengerti sebagai keadaan hati yang tidak ada keberanian lagi. Tidak ada keberanian sama dengan takut. Ia sudah kehilangan keberanian memberitakan Injil, takut dikatakan mencampuri urusan hidup orang lain, takut di cibir dan ditinggal teman, dsb. Tapi rasul Paulus berkata: “Saya tidak tawar hati.” Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. (2Kor 4:1,16).

Rahasianya Rasul Paulus tidak tawar adalah karena dia mengerti melayani Tuhan adalah anugerah atau kemurahan Tuhan. Hari ini kita bisa melayani Tuhan bukan karena kita lebih baik dari orang lain, lebih mampu dari orang lain, tetapi semata-mata karena belas kasihan dan kemurahan Tuhan. Kemurahan dan belas kasihan Tuhanlah yang menjadi sumber kekuatan kita.

2. MELAKUKAN PERBUATAN TERSEMBUNYI Yang MEMALUKAN
Pada zaman Rasul Paulus, ternyata ada saja pengkhotbah-pengkhotbah yang memiliki motivasi yang tidak jelas. Mereka hanya ingin memiliki banyak pengikut. Demi mencapai tujuannya, mereka tidak segan-segan:

a. Berlaku licik (berdusta, kesaksian palsu, menyebutkan hal hal yang spektakuler yang pada kenyataannya tidak dialami, dll)

b. Memalsukan firman Allah (Istilah Dolountes, present active pariciple of doloo) Dalam seluruh PB hanya muNcul disini, dipakai untuk memalsukan emas atau anggur. (A.T Robertson). Vincent’s Word Studies : to corrupt.

Demi mencari keuntungan, para pengajar palsu tidak segan-segan memalsukan firman Allah, tidak menyampaikan kebenaran Firman secara utuh, mengurangi firman. Hanya menyampaikan firman yang sesuai dengan selera pasar. Atau di atas mimbar hanya sekedar memotivasi jemaat, tidak berani menegur dosa. Ini semua termasuk memalsukan firman Allah. Intinya adalah memanipulasi firman untuk mencari keuntungan sendiri (2 Kor. 2:17). Ini menjadi tantangan dan pergumulan berat bagi seorang penuai/pemberita Injil di zaman ini. Bengel says: “The mercy of God, by which the ministry is received, makes us earnest and sincere.”

3. MEMBERITAKAN DIRI SENDIRI BUKAN KRISTUS
Oleh karena pelayanan Injil adalah mewartakan kemuliaan Kristus, maka Paulus tidak menonjolkan dirinya (2 Korintus 4:5). Tema ini menegaskan ulang perbedaan prinsip pelayanan Paulus dibandingkan dengan hamba-hamba Tuhan palsu, yang menonjolkan diri mereka untuk mencari hormat dari jemaat Korintus. Perhatian Paulus bukan dipusatkan pada upaya untuk membuat orang mengaguminya, tapi pada kesetiaan melayani agar Kristus dinyatakan dengan terang (2 Korintus 4:6). Ia yang pernah berjumpa dengan terang kemuliaan Kristus di jalan menuju Damaskus, terus berharap bahwa melalui pelayanannya orang kembali berjumpa terang Kristus itu.

Ini penting, karena banyak pengkhotbah yang berbicara tentang pengalamannya sendiri. Kristus yang mati dan telah bangkit harus menjadi pusat pemberitaan kita. Janganlah menarik orang kepada kita, tetapi tariklah orang kepada Kristus. Berhentilah menonjolkan diri, tetapi beritakanlah Kristus sebagai Tuhan yang punya otoritas atas hidup kita. Amin!

RAHASIA MENANG ATAS PERGUMULAN ITU:
ADA KEKUATAN DARI ALLAH YANG MELIMPAH
Paulus sendiri sadar bahwa dirinya hanyalah bejana tanah liat yang dipakai untuk menyampaikan harta mulia itu (2 Korintus 4:7). Begitu berat pengalaman yang telah ia lalui sebagai akibat dari pelayanannya bagi Kristus dan bagi Injil-Nya: ditindas, habis akal, dianiaya, dan dihempaskan (2 Korintus 4:8-9). Namun lihatlah kemenangan yang Paulus alami: tidak terjepit, tidak putus asa, tidak ditinggalkan sendirian, tidak binasa.

Paulus sadar benar bahwa kekayaan rohani yang ada padanya lahir sebagai akibat penderitaan yang ia tanggung dalam pelayanan. Melalui penderitaan, Allah membuat pelayanan Paulus semakin efektif. Karena itu, ia tidak menjadi patah semangat. Karena semua yang ia alami adalah untuk kepentingan jemaat Korintus yang ia layani dan bagi kemuliaan Allah. Bagaimana dengan kita? Kiranya Tuhan terus memberikan kekuatan kepada kita untuk melayani dengan setia.


Warning: A non-numeric value encountered in /home/gkkkmala/public_html/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here